Seedbacklink

Menanam Keberanian, Menuai Ketangguhan: Gerakan #KakakAman Melawan Kekerasan Seksual Anak

Pagi itu, langkah Hana Maulida terhenti di depan televisi. Berita tentang kekerasan seksual terhadap anak kembali memenuhi layar, menyisakan perih di dada seorang ibu yang tak kuasa menahan air mata. Bukan hanya sedih, tapi juga marah. Marah karena kejahatan itu terjadi lagi, bahkan dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya melindungi. Dalam diamnya, muncul pertanyaan yang menghantam nurani Hana, "sampai kapan anak-anak harus menanggung luka seperti ini?"

Hana Maulida, Kakak Aman Indonesia

Ini adalah kisah yang dibagikan Hana Maulida melalui pertemuan lewat virtual. Tentang Aisyah (bukan nama sebenarnya), diusianya yang baru tujuh tahun, seharusnya hanya mengenal dunia melalui permainan dan dongeng indah. Tapi, ia justru mengenal bahaya dari sosok yang seharusnya menjadi pelindung terdekatnya, ayahnya sendiri. Kekerasan itu berulang kali terjadi selama dua tahun, sebuah rentetan kejahatan yang melampaui sepuluh kejadian. Dalam ketakutan, ia pernah mencoba bersuara, bercerita pada ibunya. Namun, seperti yang sering terjadi dalam kasus-kasus sensitif ini, laporannya tidak ditanggapi dengan serius. Keheningan dari orang dewasa seolah menjadi izin bagi kekerasan itu untuk terus berlanjut.

Kisah Aisyah bukan anomali. Ia adalah representasi dari data yang menciutkan hati. Pada tahun 2024, tercatat 19.628 kasus kekerasan anak di Indonesia, di mana 11.771 kasus di antaranya adalah kekerasan seksual, jenis kekerasan yang paling banyak dialami anak. Namun, angka itu hanyalah puncak gunung es, karena diperkirakan 60% kasus kekerasan tidak pernah dilaporkan. Artinya, di setiap sudut negeri, ada ribuan Aisyah lain yang menyembunyikan luka dan trauma di balik senyum polos mereka. Di tengah kepedihan ini, #KakakAman hadir sebagai teman, pelindung, dan suara yang membantu anak-anak mengenali hak atas tubuh mereka.

Cerita Dibalik Gerakan #KakakAman Indonesia

Di hari-hari berikutnya, berita tentang kekerasan seksual terhadap anak masih terus berlanjut, membuat Hana Maulida, yang juga seorang ibu semakin sedih dan tidak terasa air mata pun ikut mengalir. Bukan karena ia mengenal korban, tapi karena ia tahu, anak itu bisa saja anak siapa pun, bisa jadi adalah anak yang sehari-hari dekat dilingkungan dan selalu disapanya. Hana tidak bisa membayangkan, sebesar apa luka batin yang harus ditanggung anak, menyisakan trauma yang mungkin tak akan sembuh seumur hidup. Ia bertanya dalam hati, "sampai kapan anak-anak harus hidup dalam ketakutan? Di mana ruang aman untuk anak-anak."

lahirnya Gerakan #KakakAman Indonesia

Tak ingin terus larut dalam kesedihan dan kemarahan, Hana segera menghubungi dua sahabatnya, yang salah satunya adalah guru SD. Ketiga sahabat ini kemudian sepakat bertemu di warung bakso, tempat sederhana yang kemudian menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan besar yang inspiratif. Dalam diskusi itu, Hana melontarkan pertanyaan tajam, "kita selalu mengutuk pelaku di media sosial, tapi apa yang kita lakukan untuk mencegahnya? Apakah anak-anak lain di luar sana akan aman?" Pertanyaan itu menggugah hati mereka. Dari rasa prihatin, tumbuh semangat untuk bergerak dan keinginan terlibat aktif untuk membentengi anak-anak dari bayang-bayang kekerasan seksual.

Indonesia Darurat Kekerasan Seksual Anak

Percayalah! Gerakan ini bukan sekadar reaksi emosional. Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat kekerasan seksual terhadap anak. Dalam rentang Januari hingga November 2023, tercatat 15.120 kasus kekerasan terhadap anak. Dari jumlah itu, 12.158 adalah korban anak perempuan dan 4.691 anak laki-laki. Kekerasan seksual menempati urutan pertama sejak 2019 hingga 2023. Jumlah ini bahkan tidak mengalami penurunan secara signifikan sampai tahun 2024.

Dari angka-angka tersebut, yang lebih mengerikan, pelaku kekerasan seksual terhadap anak seringkali berasal dari lingkungan terdekat, dari teman, tetangga, guru, keluarga terdekat, bahkan orang tua sendiri. Dari paparan kenyataan ini, Hana dan sahabatnya sadar kalau ruang aman anak kini semakin sempit. Harus ada gerakan untuk melebarkan kembali ruang aman anak, jangan sampai perilaku kekerasan seksual terhadap anak hanya berakhir dengan kutukan, cacian, dan makian belaka.

Langkah Kecil yang Mengubah Banyak

Tak perlu menunggu lama, satu minggu setelah diskusi di warung bakso, Hana bersama teman lainnya mengunjungi sekolah tempat sahabatnya mengajar. Di sekolah dasar itu, justru mereka menemukan fakta yang sangat mengejutkan: banyak siswa SD, baik laki-laki maupun perempuan mengaku pernah menonton video porno. Seorang guru bahkan pernah menemukan gambar alat kelamin yang dibuat iseng oleh salah satu siswa, siswa SD ya!

Fakta ini bukan sekadar mengejutkan, tapi sebuah alarm keras yang menandakan sudah saatnya anak-anak diberikan edukasi tentang batas tubuh, rasa aman, dan keberanian untuk berkata "tidak." Hana kemudian membagikan kegiatan kunjungan itu di media sosial, dan responnya luar biasa. Banyak sekolah dan guru mengundangnya untuk berbagi pengalaman serupa di sekolah mereka. Dari sinilah lahir gerakan, Kakak Aman Indonesia. 

Sebuah gerakan yang bertujuan memberikan edukasi seksual kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Nama "kakak" dipilih karena sarat dengan makna menjaga dan melindungi, dan kata "aman" menunjukkan kondisi yang bebas dari bahaya. Hana dan teman-temannya sepakat menamakan diri sebagai gerakan, agar siapa saja bisa turut berkontribusi dalam menjalankan visi dan misi #KakakAman.

langkah kecil Kakak Aman Indonesia

Memahami bahwa terkadang dunia tidak adil untuk anak-anak, Kakak Aman Indonesia memiliki visi, menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk tumbuh dan berkembang, sehingga anak dapat fokus menemukan potensi terbaik yang ada dalam dirinya. Dalam konteks melawan kekerasan anak, Kakak Aman Indonesia memiliki tiga misi khusus, yaitu:

  1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dalam melindungi diri melalui pendidikan seksual.
  2. Meningkatkan kesadaran (awareness) masyarakat terhadap isu kekerasan anak pada umumnya, kekerasan seksual pada khususnya.
  3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orang dewasa (yang berada di sekitar anak) dalam memberikan edukasi perlindungan diri bagi anak.
Tantangan terbesar dalam edukasi seksual adalah bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikannya tanpa menimbulkan trauma atau kebingungan. Butuh waktu memang, tapi pada akhirnya Kakak Aman Indonesia berhasil menjawab tantangan ini dengan inovasi, sebuah metode yang tidak hanya menyenangkan untuk anak tapi juga mudah diingat.

Mengubah Ketakutan Menjadi Keberanian dengan Metode yang Menyenangkan

Kata kunci dalam gerakan #KakakAman melawan kekerasan seksual anak adalah edukasi. Tidak hanya untuk anak-anak sebagai subyek yang rentan mengalami kekerasan, tapi juga masyarakat dan terutama orang tua. Pada titik ini, Hana bersama sahabat dan timnya berhasil mengubah topik yang terkesan berat menjadi suatu metode edukasi yang tidak hanya menyenangkan tapi juga mudah diingat serta dipahami anak-anak. Perlahan namun pasti, diharapkan dengan metode ini bisa mengubah mindset bahwa pendidikan seksual adalah hal yang "tabu."

metode pendidikan seksual yang menyenangkan untuk anak

Konsep "Aku Berharga (I'm Precious)" dikenalkan Kakak Aman Indonesia melalui berbagai kegiatan dengan metode yang interaktif dan ramah anak. Kegiatan ini didesain sederhana agar bisa dilakukan siapa saja, dengan tiga kata kunci, yaitu mudah, murah, dan menyenangkan. Ada beberapa kegiatan yang sangat direkomendasikan #KakakAman untuk mengenalkan konsep tersebut, yaitu:
  • Melalui kegiatan mendongeng dan dialog interaktif, yang membantu menjelaskan konsep bagian tubuh pribadi dan batasan yang sehat.
  • Melalui kegiatan bernyanyi dan menari bersama kakak-kakak fasilitator.
  • Melalui kegiatan bermain games edukatif tentang bagian tubuh pribadi.
  • Melalui kegiatan menggambar dan mewarnai worksheet, yang menyajikan pesan-pesan perlindungan diri dalam format visual yang menarik.
Melalui tawa dan lagu, anak-anak belajar bahwa tubuh mereka berharga (i'm precious), dan belajar mantra perlindungan diri ketika merasa tidak aman, "berani bilang tidak, lari ke tempat yang aman, dan lapor pada orang dewasa yang dipercaya."

Modul Edukasi yang Kreatif dan Ramah Anak

Tidak hanya sebatas melakukan kegiatan interaktif, juga tersedia modul edukasi yang kreatif dan ramah anak. Dalam penyusunan modul edukasi ini, Hana dan timnya tidak bekerja sendiri. Mereka berkonsultasi dengan psikolog anak, dokter, pemerhati anak, dan berbagai stakeholder untuk menyusun modul pembelajaran yang tepat. #KakakAman menolak metode ceramah satu arah yang selama ini umum digunakan. Menurut Hana dalam perbincangan secara virtual mengatakan, "anak-anak harus dilibatkan secara aktif agar benar-benar memahami dan belajar." Ada dua jenis modul gerakan #KakakAman Indonesia yang bisa diakses melalui website kakakaman.id, yaitu:
  1. Modul Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual. Modul pendidikan seksual secara umum untuk anak di jenjang TK-SD dan anak kelompok besar. Terdapat dua materi utama dalam modul ini, yang menjelaskan konsep bagian tubuh pribadi dan berani bilang tidak, lari, dan melapor.
  2. Modul Pendidikan Seksual komprehensif. Modul komprehensif untuk anak menjelang masa pubertas (9-12 tahun) atau dalam kelompok kecil. Modul ini berisi empat topik utama, yaitu mengenal tubuh kita, aku dan perasaanku, aku bisa lindungi diriku, serta membangun hubungan sehat.
Salah satu kekuatan Kakak Aman adalah inklusivitasnya. Modul ini gratis dan tidak eksklusif. Siapa saja bisa mempelajarinya dan memulai gerakan di lingkungan masing-masing. Hana dan tim menyediakan coaching atau briefing bagi calon relawan sebelum mereka turun ke lapangan. Dengan cara ini, gerakan #KakakAman bisa menjangkau lebih banyak daerah tanpa harus bergantung pada kehadiran tim inti. Ini adalah solusi cerdas yang memungkinkan gerakan tumbuh secara organik.

Body Safety Kit, Perangkat Edukasi Seksual yang Ramah Anak

Untuk memastikan edukasi ini bisa diakses siapa pun, tim #KakakAman mengembangkan Body Safety Kit, paket pembelajaran yang dapat digunakan guru, orang tua, atau komunitas di mana saja. Isinya lengkap: modul, poster edukasi, worksheet mewarnai, boneka tangan, dan lembar informasi bagi orang tua.

Body Safety Kit Kakak Aman Indonesia

Dengan prinsip “Mudah, Murah, Menyenangkan”, Kakak Aman Indonesia ingin memastikan pendidikan seksual tidak lagi menjadi hal eksklusif. “Kita ingin setiap rumah dan sekolah punya akses pada alat bantu ini,” ujar Hijra Utami, tim kreatif Kakak Aman.

Jejak Kebaikan dari Serang ke Seluruh Nusantara

Sejak dimulai tahun 2023, lebih dari 4.000 anak telah mendapat edukasi dari Kakak Aman. Tak hanya di Serang, Banten, program ini kini menjangkau lebih dari 15 daerah, termasuk Jakarta, Surabaya, Lampung, Bali, bahkan Papua Selatan. #KakakAman juga melibatkan lebih dari 250 guru dan orang tua yang kini menjadi agen perlindungan anak di lingkungannya masing-masing.

Gerakan ini benar-benar menjelma menjadi “gerakan rakyat” untuk anak-anak. Siapa pun bisa bergabung, siapa pun bisa menjadi “Kakak Aman" untuk keluarga dan lingkungannya.

Menanam Keberanian, Menuai Ketangguhan untuk Lawan Kekerasan Seksual

Dalam konteks kekerasan seksual anak, setuju kan! Kalau benih keberanian harus ditanam sejak dini. Bagaimana tidak? Bahkan sampai saat ini, #KakakAman masih merasakan kekerasan seksual pada anak masih banyak yang tersembunyi dalam keheningan. Banyak anak yang tidak tahu atau tidak menyadari, apa yang dialaminya adalah bentuk kekerasan. Sementara, di bagian lain orang tua masih merasa canggung dan menganggap tabu membicarakan soal tubuh serta batasan pribadi.

Disinilah, Kakak Aman Indonesia yang digagas Hana Maulina bersama sahabatnya hadir, untuk memberikan edukasi serta menjembatani pengetahuan tentang seksual, baik untuk anak maupun orang dewasa di sekitarnya. Gerakan #KakakAman mengajarkan bahwa pendidikan perlindungan diri bukan soal menakuti anak, melainkan menumbuhkan kesadaran bahwa tubuh mereka berharga dan harus dijaga. Anak perlu tahu bahwa tidak semua sentuhan itu baik, dan bahwa mereka punya hak untuk menolak bahkan kepada orang yang lebih tua sekalipun.
“Anak-anak itu sebenarnya tahu ketika ada yang salah, tapi mereka butuh bahasa dan ruang aman untuk mengungkapkannya. #KakakAman ingin menjadi ruang itu.”
Satu hal lagi, keluarga adalah tempat pertama dan utama anak belajar tentang dunia. Dari rumah, anak mengenal kasih sayang, kepercayaan, dan juga keberanian. Namun, dibanyak kasus, justru di rumah anak tidak mendapat ruang untuk bercerita karena takut dimarahi atau tidak dipercaya. Melalui modul dan perangkat edukasinya, Kakak Aman Indonesia mengajak orang tua untuk membangun budaya "dengar tanpa menghakimi." Artinya, ketika anak datang dengan cerita apapun, dengarkanlah dengan penuh empati.

lawan kekerasan seksual anak

Mungkin terdengar sepele, tapi anak yang merasa aman didengarkan akan tumbuh dengan rasa percaya diri dan tahu bahwa suaranya penting. Ia tidak akan mudah diintimidasi, dan ketika menghadapi situasi berisiko, ia akan lebih berani untuk mencari pertolongan. Ini adalah hal yang sangat diyakini Hana Maulida, sebagai seorang ibu sekaligus Pembina Perlindungan Anak Kabupaten Serang.

Tidak hanya menanamkan keberanian di dunia nyata, #KakakAman juga masuk ke ranah digital anak dimana kini anak-anak dengan sangat mudah terhubung dengan dunia digital, melalui gawai dan internet. Untuk itu, melalui kegiatan dan modul yang melibatkan orang tua dan masyarakat, Kakak Aman Indonesia mengajak untuk melek digital. Anak perlu tahu dan diajarkan bagaimana menjaga privasi, menghindari jebakan “teman palsu” di dunia maya, dan memahami bahwa tidak semua yang ada di internet aman.

"Aku tidak takut lagi, karena aku tahu aku bisa melindungi diriku!"

Itulah hasil nyata dari benih keberanian yang ditanam sejak dini. Keberanian untuk berkata "tidak," untuk berbicara, dan untuk melindungi diri. Gerakan Kakak Aman bukan hanya tentang edukasi seksual. Ini adalah tentang membangun keberanian, kepercayaan diri, ketangguhan, dan kesadaran anak-anak bahwa tubuh mereka berharga. Bahwa mereka punya hak untuk merasa aman. Bahwa mereka tidak sendiri.

Melalui Gerakan #KakakAman Indonesia, Sahabat Pelindung Anak dari Kekerasan Seksual, Antar Hana Maulida Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards

Di balik segala pencapaiannya, semangat #KakakAman tetap sederhana, yaitu melindungi masa depan anak-anak Indonesia. Anak-anak adalah sumber daya paling berharga dan harapan terbaik bangsa. Tapi harapan itu tak akan tumbuh jika mereka hidup dalam ketakutan. Karena itu, Kakak Aman terus memperluas inisiatifnya dengan program seperti Kakak Aman Natural School, Kakak Aman Day Care, dan Kakak Aman Extra-Class, tempat anak belajar dan tumbuh dalam lingkungan aman, hangat, dan suportif.

Gerakan ini juga aktif menjalin kolaborasi multipihak, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga komunitas media. Bersama Astra International, Kakak Aman menyelenggarakan pelatihan guru PAUD se-DKI Jakarta dan edukasi publik dalam peringatan Hari Anak Nasional bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

pelatihan guru Kakak Aman Indonesia

Tak hanya itu, Kakak Aman juga menggandeng kreator digital seperti Kok Bisa? dan Cretivox untuk memperluas dampak lewat konten edukasi di media sosial. Hasilnya, pesan perlindungan anak kini bisa menjangkau lebih banyak keluarga di seluruh Indonesia.  Bahkan, tokoh perlindungan anak nasional, Seto Mulyadi (Kak Seto) turut memberikan apresiasi atas edukasi seksual yang telah dilakukan gerakan #KakakAman dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami anak.

Sejak dimulai tahun 2023, gerakan #KakakAman hingga saat ini terus melakukan edukasi pencegahan kekerasan seksual, bukan hanya di Banten tapi di banyak kota di Indonesia. Konsistensi dan semangat pantang menyerah Kakak Aman Indonesia dalam melawan kekerasan seksual anak, mengantarkan Hana Maulida meraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2024.

Hana Maulida, Kakak Aman Indonesia raih SATU Indonesia Awards

Kakak Aman Indonesia terpilih sebagai Program Pendidikan Terbaik di ajang bergengsi tingkat nasional SATU Indonesia Awards 2024, yang jumlah pesertanya tidak main-main karena diikuti oleh 18.000 lebih pendaftar. Bagaimana tidak? Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards adalah penghargaan tahunan yang diberikan oleh PT Astra International, Tbk, kepada generasi muda yang berkontribusi positif untuk masyarakat dan lingkungan. Tentu terpilih meraih SATU Indonesia Awards menjadi prestasi sekaligus kebanggaan tersendiri bagi Hana Maulida dan semua tim yang tergabung dalam Gerakan #KakakAman Indonesia. 

Apresiasi ini menjadi pemantik semangat Kakak Aman Indonesia untuk terus berdampak, untuk hadir bukan sekadar melindungi, tapi untuk menanamkan keberanian di hati setiap anak, agar mereka tumbuh dengan keyakinan bahwa tubuh mereka berharga, dan suara mereka penting. 

Gerakan #KakakAman bukan sekadar cerita tentang perlindungan anak, ini adalah ajakan untuk bertindak. Karena setiap anak berhak tumbuh tanpa rasa takut, dan setiap orang tua punya kekuatan untuk menciptakan ruang aman itu. Mari mulai dari rumah, dari sekolah, dari diri kita sendiri. Anak-anak tak hanya butuh perhatian, mereka butuh perlindungan nyata. Dan perlindungan itu bisa dimulai hari ini, bersama kita.

Gerakan ini sudah dimulai, jadilah #KakakAman di lingkungan terdekatmu, karena satu langkah kecil hari ini bisa menyelamatkan seribu masa depan esok, dan menanam keberanian hari ini adalah cara terbaik untuk menuai ketangguhan generasi di masa depan.


Referensi Artikel dan Foto:

https://kakakaman.id/

Dokumen Presentasi Hana Maulida dan Kakak Aman Indonesia Lewat Zoom

https://www.instagram.com/kakakaman.id/

Posting Komentar

Terima kasih banyak sudah berkunjung dan membaca tulisan saya, semoga menginspirasi. Mohon maaf jika meninggalkan Link Hidup akan saya hapus.